Minggu, 09 Juni 2013

KUDA

Kuda di dunia terbagi dalam dua jenis yaitu jenis kuda dan poni, perbedaan antara keduanya terletak pada tinggi badan. Kuda mempunyai tinggi badan di atas 125 cm sedangkan poni di bawah itu. “Untuk di Indonesia yang namanya kuda termasuk katagori poni karena ukuran badannya yang kecil-kecil,” tutur pria yang biasa dipanggil Nanta ini.
Selanjutnya ia menjelaskan, dari dua jenis tersebut terbagi lagi berdasarkan fisiologisnya. Pertama cold blood yaitu kuda berdarah dingin atau lebih sering dijumpai sebagai kuda beban. Kuda ini cirinya berbadan besar, jalan lambat, punya tenaga kuat, dan cocok sebagai kuda pekerja.
Kedua hot blood yaitu kuda berdarah panas dengan ciri-ciri kaki ramping, tinggi, dan lari cepat. Contohnya seperti kuda thoroughbred (TB) dan kuda arab. Ketiga adalah percampuran antara cold blood dan hot blood disebut warm blood atau berdarah hangat. “Untuk equestrian yang cocok adalah jenis warm blood,” imbuhnya.
Ia menambahkan, dalam perkembangannya darah kuda lokal Indonesia dikawinkan dengan poni. Misalkan jika pejantan TB dikawinkan dengan betina kuda sumba menghasilkan keturunannya yang disebut generasi satu (G1). Lalu betina generasi satu dikawinkan dengan jantan TB maka lahirlah generasi dua (G2).
Begitu selanjutnya, asalkan jantannya TB. Sedangkan kalau betinanya TB dan jantannya generasi satu disebut Kuda Pacu (KP). “Sudah ada sertifikasi Kuda Pacu Indonesia (KPI) yang merupakan hasil perkawinan G3 dengan G3,” ucapnya.
Selain dari sisi nilai jual, perkembangan perkudaan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti bidang ini. Perawat kuda yang orang Indonesia terkenal mempunyai ketangkasan dan kesabaran dalam memelihara. “Tidak heran jika salah satu juara tukang pasang tapal kuda di Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Dia mendapat gaji yang cukup tinggi dan diperhatikan kesejahteraannya,” sebutnya.

Olahraga Berkuda
Popularitas equestrian di Indonesia cukup menentukan perkembangan usaha peternakan kuda. Menurut Nanta, equestrian di Indonesia sudah menuju tingkat profesional. Diakuinya, olahraga berkuda memang belum populer. “Belum banyak peran pemerintah untuk olah raga ini,” kata Nanta.
Equestrian merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada tingkat internasional, seperti SEA Games, ASEAN Games, dan Olimpiade. Setiap tahun lomba equestrian juga diadakan di Indonesia. Pesertanya bisa dari anggota EFI maupun dari umum. Saat ini anggota EFI terdiri dari 30 – 40 stable (tempat pemeliharaan kuda). Tidak ada batasan umur kuda dalam perlombaan ini. Biasanya umur puncak kuda antara 11 – 15 tahun dari umur maksimal kuda rata-rata 30 tahun.
http://iskdarwis.blogspot.com/2012/03/informasi-kuda.html

Rabu, 05 Juni 2013

KDA INDONESIA

Dikutip dari http://improvekertas.blogspot.com
Usaha beternak Kuda sudah sejak lama dikenal bangsa kita. Sebagian masyarakat kita di Nusa Tenggara dan Sulawesi beternak kuda di daerah yang luas, dimana kuda berkembang biak secara alamiah, hidup dan mendapat makanan dari apa yang ada di daerah sekitarnya. Kondisi dan faktor yang menguntungkan usaha peternakan kuda ialah tanah Indonesia mengandung kapur, musim hujan panjang dan padang rumputnya luas sehingga bisa memenuhi kebutuhan makanan kuda. 

Kuda yang berada di alam bebas di daerah Nusa Tenggara umumnya tidak akan kekurangan pakan karena alam sekitarnya membantu membesarkan dan menghidupinya. Setiap peternak atau pemilik kuda hendaknya berprinsip bahwa kuda yang hidup dalam perawatannya memerlukan lebih banyak perhatian daripada kuda yang hidup di alam bebas. Di alam bebas kuda dapat mencari sendiri makananya sedangkan kuda yang dirawat manusia kehidupanya bergantung pada apa yang diberikan manusia kepadanya. 

Salah satu faktor yang sangat menunjang keberhasilan peternakan kuda adalah pakan. Pakan akan menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan kuda, disamping tentunya faktor perawatan dan kesehatan yang tidak boleh disepelekan. Semua ketentuan ini berlaku bagi segala jenis kuda baik kuda asli maupun impor.

Bagi seorang peternak kuda, tidak ada hal yang lebih membanggakan, kecuali menghasilkan seekor kuda dengan bangun tubuh indah, serta tulang-tulang kuat dan sehat. Apalagi bila kuda itu berhasil menjuarai pacuan atau olahraga berkuda lainnya. Kepuasan atau kebanggan itu akan lebih dirasakan oleh si peternak yang sudah mulai mengenal kudanya sejak masih dalam kandungan induknya hingga saat dilahirkan serta kemudian disusul dengan proses membesarkannya sampai cukup umur untuk ditampilkan ke gelanggang pertandingan.

PAKAN KUDA

Di negara lain makanan kuda terdiri dari jagung, oat (bijian gandum) ,ban (dedek gandum), lucern chaff (rumput lucern yyang dipotong halus) atau lucern hay (rumput lucern yang di bal) atau oaten chaff (batang gandum yang di potong halus) jagung dan oat sebagai konsentrat, lucern chaff mengandung protein tinggi , bran dan oaten hay sebagai serat kasar. 

Di Indonesia kita kenal beberapa macam makanan kuda seperti: gabah, jagung, dedek halus dan kasar, kacang hijau atau kedele, dan lain-lain.

Makanan pokok bagi kuda adalah rumput. Ada bermacam-macam jenis rumput yang dapat diberikan kepada kuda, diantaranya panicum muticu, brachiaria mutica dengan ketinggian 1,20 meter dan bermacam-macam jenis rumput yang tumbuh dimana-mana dengan ketinggian 40 cm yang biasa diarit untuk makanan kuda. Dengan makanan rumput saja kuda sudah dapat hidup tetapi untuk mencapai prestasi maka kuda diberi makanan tambahan berupa konsentrat. Konsentrat terdiri dari jagung, gabah dan kacang-kacangan (kacang hijau atau kedelai). Selain rumput dan konsentrat juga diberi multivitamin dan mineral.

Makanan kuda diberikan sesuai usia, keadaan dan kegunaannya. Usia kuda dapat dibagi dalam beberapa tahap, usia 1-6 bulan, 6-12 bulan, 12-24 bulan, 24 bulan keatas. Untuk kuda berumur 1-6 bulan tidak disediakan makanan khusus, karena masih ikut dengan induknya yaitu menetek atau ikut makan makanan induknya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan ialah makanan induknya. Induk kuda yang menyusui makan untuk 2 ekor (dia sendiri dan anaknya). Jika induk itu sudah bunting lagi maka dia makan untuk 3 ekor. Dalam hal ini maka pemberian makanan harus tiga kali lipat,khususnya pemberian multivitamin dan mineral. Kekurangan multivitamin dan mineral mengakibatkan pertumbuhan anaknya di luar dan di dalam kandungan kurang sempurna di samping induknya juga akan menjadi lemah. Pemberian kacang-kacangan dan bungkil membantu pembentukan air susu dalam jumlah cukup. Pengaturan makanan di berikan pagi, siang dan sore.

Umur 6 bulan anak kuda sudah dipisahkan dari induknya. Karena dia sudah terbiasa makan dengan induknya. Maka tidak banyak terjadi perubahan pada dirinya. Untuk beberapa hari dia akan kehilangan induknya, kemudian dia akan terbiasa karena akan berkumpul dengan anak kuda lainnya yang sebaya. Pengaturan makanan diberikan pagi dan sore, karena dia akan diumbar sepanjang hari dari pagi sampai sore. Keadan ini berlangsung sampai anak kuda berumur 24 bulan (2 tahun). Pada umur 24 bulan (2 tahun) ke atas anak kuda sudah di anggap dewasa, mulai dia dengan kehidupan baru sesuai keturunannya, jika dia kuda pacu maka dia mulai dilatih secara bertahap dan pemberian makanan pun disesuaikan.

Pemberian pakan kepada kuda pacu lebih banyak dipusatkan kepada konsentrat, multivitamin dan mineral. Pemberian rumput dibatasi. Pemberian konsentrat sesuai dengan kebutuhannya akan kalori energi sebagai kuda pacu.

Kuda untuk olahraga dianggap dewasa pada umur 3 tahun. Pada umur 3 tahun baru mulai dilatih. Kuda olahraga tidak boleh terlalu dini di latih karena punggungnya belum kuat dan mudah cedera. Pemberian pakan disesuaikan dengan latihannya. Jika latihannya meningkat maka konsentrat di tambah. Lain halnya dengan kuda pacu, maka kuda olahraga lebih banyak memerlukan konsentrat dan serat kasar. Karena selain dia memerlukan energi juga daya tahan yang kuat.

Pemberian makanan kepada pejantan selain konsentrat, multivitamin dan mineral ditambah dengan pemberian kacang-kacangan lebih banyak untuk kesuburannya. Pejantan dalam keadaan kerja pada musim kawin selama 6 bulan selain diberikan makanan tersebut diatas dalam jumlah yang cukup, setiap kali sesudah kawin di berikan tambahan telor ayam segar (5-10 butir) dan madu secangkir. Disamping itu juga pemberian vitamin E dan Testoteron. Masa peralihan dari musim kawin ke masa istirahat harus dilaksanakan secara bertahap, baik dalam jumlah perkawinannya maupun jumlah makanannya. Pemberian makan kepada pejantan masa istirahat dikurangi jumlah konsentrat dan tidak perlu pemberian telur, madu dan suntikan vitamin E dan testoteron. Perawatan dan pemberian makan kepada pejantan penting karena daripadanya kita harapkan dapat memberikan keturunan yang baik.

Pemberian makan kepada kuda yang sedang istirahat cukup diberi konsentrat, rumput dan diumbar sepanjang hari. Kuda-kuda tersebut tidak diberi multivitamin dan mineral. Yang dinamakan kuda istirahat ialah kuda betina yang tidak bunting, pejantan sesudah masa kawin, kuda pacu dan olahraga yang tidak dilatih atau karena cedera atau sedang memperbaiki kondisi dan lain-lain.

Susunan makan untuk kuda sesuai kondisi dapat dilihat di bagian belakang(lampiran). Susunan makan ini terdiri dari jenis makanan dalam bentuk asli atau jagung, dedek, gabah yang masing-masing di berikan dengan jumlah tertentu. Sekarang sudah beredar pakan kuda dalam bentuk pellet (butiran) yang terdiri dari jagung, gabah, dedek, multivitamin dan mineral, dan lain-lain. Pemberian makan diberikan dalam bentuk pellet disuaikan dengan kebutuhannya

Rabu, 17 April 2013

SATU TUJUAN SATU NAMA DUKUNG PERSIB BANDUNG

Sabtu 30 maret 2013, hari yang ditunggu akhirnya tiba dimana tim kesayangan warga kota bandung PERSIB akan bertanding melawan PERSEGRES.Persiapan tiket sudah jauh hari kami siapkan,kami memesan tiket tribun utara.Pukul 12.00 kami siap membela tim kebanggaan kami yaitu persib bandung,Mungkin banyak orang bilang "naha ongko bobotoh tapi stelanna te nyirikeun nya ?". mungkin style kami berbeda dengan yang lain tapi kami tetap satu tujuan DUKUNG PERSIB BANDUNG makemanah.
Pukul 14.00 teman-teman yang lain berdatangan bersiap untuk berangkat ke stadion siliwangi, kami berangkat jalan kaki dari daerah kami.Sepanjang jalan kami Ngechants ( teriak yel yel persib ) :"Oooooo persib we love you,we love you persib we do,we love you persib we do,we love you persib we do, Ooooo persib we love you...." suatu kebanggaan bisa meneriakan nama PERSIB *yeahhhhh.
Pukul 15.00 kami sampai di stadion siliwangi, kami langsung beranjak ke tribun utara, dan liat antrian ya wowwwwww pinuh *membuktikan kalau bobotoh ingin menyaksikan persib secara langsung #bangga.
kami dan yang lainnya masuk bersamaan bergabung dengan bobotoh yang lainnya.saya dan teman saya duduk didepan dekat pagar.Selang beberapa menit kick off pun dimulai,Ok barudak stand your ground bela persib. Babak pertama pun dimulai,tak henti-hentinya kami mendukung persib "persib taklukan lawan persib taklukan lawan persib taklukan lawan persib sang pahlawan..".
pertandingan berjalan seru,tim kebanggaan kami mendominasi pertandingan.Gol yang dinanti pun akhirnya tiba,menit 20an *mun tesalah. Gollllll Kenji adachihara sontak membuat kami senang,,flare ,smoke bom di tribun kami tak henti-hentinya dinyalakan  sambil teriak chants....yeahhhhhhh
pertandingan pun dilanjutkan dengan skor 1-0 untuk persib.Saking serunya pertandingan, waktu pun tak terasa ,babak pertama pun selesai *cai mana cai haus yeh mang hahaha. Kick off babak 2 pun dimulai.selang beberapa menit kemudian gol kembali tercipta oleh M.Ridwan.Gollllllllllllllllllllllll kami pun kembali senang smoke dan flare kembali dinyalakan *kuatka ngebul mulek hahah. Sempat terjadi sedikit gesekan antar bobotoh yang berada diluar pagar atau di dalam lapang,mereka yang  didalam lapang disuruh masuk kedalam,entah karna pengaruh minuman atau apa sekelompok orang tiba nyerenteng emosi kepada org tersebut sehingga bagian tengah terkosongkan,keributan pun pecah antar sesama bobotoh *sangat disayangkan. Untuk orang yang diatas pagar sedikit memprovokasi segelintir orang. Ketika saya melihat kericuhan entah darimana orang-orang tersebut tiba-tiba saja memukuli bobotoh yang berstelan casual.Sontak anak-anak, perempuan yg berstelan casual berlarian ke atas yang menyebabkan tersendak atau kepadatan orang-orang *miris lihatnya. Orang-orang yang memukuli secara membabi buta para bobotoh.Ga kebayang kondisi nya pada saat itu, Polisi yg masuk sempat memisahkan pertikaian tersebut.Tapi entah mengapa cara melerai polisi ini terkesan agak keras, tapi saya salut dengan anak-anak casual #standyourground kata2 itulah yg diteriaki oleh beberapa anak2 casual.Keadaan pun mulai kondusif,selang beberapa menit gol pun kembali terjadi untuk persib dan kalian tahu siapa yg mencetak gol ? SERGINHO VAN DIJK *Gollllllllll... Beberapa menit pertandingan usai kami pun bergegas pulang. Suasana diluar stadion agak mencekam bagi kami yg berstelan casual,Alhamdulillah kami pergi dengan selamat dan pulang dengan selamat. "Apapun style nya Apapun chantsnya Apapun budaya nya Disini Kita Sama Satu Tujuan Satu Bendera Mendukung Persib Makemanah"

PERSIB DAN SEJARAH


Tahun 1933-1940
Sebelum lahir nama Persib, pada tahun 1923 di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB). BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakn i R. Atot.
BOBOTOH
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain bernama Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada 14 Maret 1933 kedua klub itu sepakat melebur dan lahirlah perkumpulan baru yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai ketua umum. Klub- klub yang bergabung ke dalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi. Setelah tampil tiga kali sebagai runner up pada Kompetisi Perserikatan 1933 (Surabaya), 1934 (Bandung), dan 1936 (Solo), Persib mengawali juara pada Kompetisi 1939 di Solo.

Tahun 1941-1969
Setelah Indonesia merdeka, pada 1950 digelar Kongres PSSI di Semarang dan Kompetisi Perserikatan. Persib yang pada saat itu dihuni oleh Aang Witarsa, Amung, Andaratna, Ganda, Freddy Timisela, Sundawa, Toha, Leepel, Smith, Jahja, dan Wagiman hanya mampu menjadi runner-up setelah kalah bersaing dengan Persebaya Persebaya.
Pada tahun 50-an Aang Witarsa dan Anas menjadi pemain asal Persib pertama yang ditarik bergabung dengan tim nasional Indonesia untuk bermain di pentas Asian Games 1950.
Prestasi Persib kembali meningkat pada 1955-1957. Munculnya nama-nama seperti Aang Witarsa dan Ade Dana yang menjadi wakil dari Persib di tim nasional untuk berlaga di Olimpiade Melbourne 1956. Pada ajang itu, tim nasional Indonesia berhasil menahan imbang Uni Sovyet sehingga memaksa diadakan pertandingan ulang yang berujung kekalahan telak untuk Indonesia dengan skor 4-0.
Persib makin disegani. Pada Kompetisi 1961 tim kebanggaan “Kota Kembang” itu meraih juara untuk kedua kalinya setelah mengalahkan PSM Ujungpandang. Materi pemain Persib saat itu adalah Simon Hehanusa, Hermanus, Juju (kiper), Ishak Udin, Iljas Hadade, Rukma, Fatah Hidayat, Sunarto, Thio Him Tjhaiang, Ade Dana, Hengki Timisela, Wowo Sunaryo, Nazar, Omo Suratmo, Pietje Timisela, Suhendar, dll. Karena prestasinya itu, Persib ditunjuk mewakili PSSI di ajang kejuaraan sepakbola “Piala Aga Khan” di Pakistan pada 1962. Bintang Persib saat itu juga telah lahir Emen “Guru” Suwarman.
Setelah itu, prestasi Persib mengalami pasang surut. Prestasi terbaik Persib di Kompetisi perserikatan meraih posisi runner up pada 1966 setelah kalah dari PSM di Jakarta.
Tahun 1970-1985
Pada tahun 70-an, Persib mengalami masa sulit dan miskin gelar. Namun, Max Timisela, yang menempati posisi gelandang menjadi langganan tim nasional. Puncaknya pada Kompetisi Perserikatan 1978-1979, Persib terdegradasi ke Divisi I.
Kondisi itu membuat para pembina Persib berpikir keras untuk melakukan revolusi pembinaan. Dipersiapkanlah tim junior yang ditangani pelatih Marek Janota (Polandia). Kemudian, tim senior diarsiteki Risnandar Soendoro. Gabungan pemain junior dan senior ini membuahkan hasil karena Persib berhasil promosi ke Divisi Utama dengan materi pemain seperti Sobur (kiper), Giantoro, Kosasih B, Adeng Hudaya, Encas Tonif, dll.
Hasil polesan Marek ini lahirlah bintang-bintang Persib seperti Robby Darwis, Adeng Hudaya, Adjat Sudrajat, Suryamin, Dede Iskandar, Boyke Adam, Sobur, Sukowiyono, Iwan Sunarya, dll. Hasil binaan Marek ini membawa Persib lolos ke final bertemu PSMS pada Kompetisi Perserikatan 1982-1983 dan 1984-1985. Dua kali Persib harus puas sebagai runner up setelah kalah adu penalti. Pada final 1984-1985 mencatat rekor penonton karena membeludak hingga pinggir lapangan. Dari kapasitas 100.000 tempat duduk di Stadion Senayan, jumlah penonton yang hadir mencapai 120.000 orang.
Tahun 1986-1990
Pada tahun 1985 Ateng Wahyudi menjadi ketua umum Persib menggantikan Solihin GP. Harapan yang dinantikan meraih juara kembali akhirnya terwujud. Pada Kompetisi Perserikatan 1986, Persib yang ditangani pelatih Nandar Iskandar meraih juara setelah di final mengalahkan Perseman Manokwari 1-0 melalui gol tunggal Djadjang Nurdjaman, di Stadion Senayan. Materi pemain Persib saat itu masih hasil polesan Marek Janota seperti Sobur, Boyke Adam (kiper), Robby Darwis, Adjat Sudrajat, Sukowiyono, Yana Rodiana, Adeng Hudaya, Sarjono, Iwan Sunarya, Sidik Djafar, dll.
Prestasi Persib masih tergolong stabil. Meski gelar itu lepas ke tangan PSIS pada Kompetisi 1987 dan Persebaya pada 1988, Persib masih berlaga di Senayan. Persib kembali meraih gelar juara pada Kompetisi 1990 setelah mengalahkan Persebaya 2-0 melalui gol bunuh diri Subangkit, dan Dede Rosadi. Saat itu, Persib yang ditangani pelatih Ade Dana dengan asisten Dede Rusli dan Indra Thohir diperkuat: Samai Setiadi (kiper), Robby Darwis, Adeng Hudaya, Ade Mulyono Asep Sumantri, Nyangnyang/Dede Rosadi, Yusuf Bachtiar, Sutiono Lamso, Adjat Sudrajat, Dede Iskandar, Djadjang Nurdjaman.
Tahun 1991-1994
Pada Kompetisi 1991-1992, Persib gagal mempertahankan gelar setelah kalah 1-2 dari PSM di semifinal, dan 1-2 dari Persebaya pada perebutan tempat ketiga dan keempat. Pada tahun 1993 Wahyu Hamijaya dipilih menjadi ketua umum Persib menggantikan Ateng Wahyudi. Pada kompetisi penutup Perserikatan 1993-1994 Persib meraih gelar juara setelah di final mengalahkan PSM 2-0 melalui gol Yudi Guntara dan Sutiono Lamso. Persib pun berhak membawa pulang Piala Presiden untuk selamanya karena kompetisi berikutnya berubah nama menjadi Liga Indonesia, yang pesertanya dari Galatama dan Perserikatan.
Saat merebut gelar juara Kompetisi Perserikatan terakhir, trio pelatih yang menangani Persib adalah Indra Thohir, Djadjang Nurdjaman, dan Emen “Guru” Suwarman. Materi pemainnya, yakni Aris Rinaldi (kiper), Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi, Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Yusuf Bachtiar, Asep Kustiana, Sutiono Lamso, Kekey Zakaria, Yudi Guntara.
Persib kembali mencatatkan namanya dalam sejarah kompetisi Liga Indonesia. Persib berhasil mencapai final dan menggengam trofi juara dengan menaklukkan Petrokimia Putra dihadapan lebih kurang 80.000 penonton di partai final dengan skor 1-0 melalui gol Sutiono Lamso pada menit ke-76. Sorai-sorai pun bergemuruh di Stadion Utama Senayan Jakarta. Saat itu, Persib ditangani trio pelatih Indra Thohir, Djadjang Nurdjaman, Emen “Guru” Suwarman. Persib menggunakan formasi 3-5-2 dengan materi pemain adalah Anwar Sanusi (kiper), Robby Darwis, Yadi Mulyadi, Mulyana (belakang). Dede Iskandar (kanan), Nandang Kurnaedi (kiri), Asep “Munir” Kustiana, Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara/Asep Sumantri (gelandang), Kekey Zakaria, Sutiono Lamso (depan).
Tahun 1995-2009
Setelah meraih juara Liga Indonesia I 1994-1995, prestasi Persib mulai menurun. Akan tetapi, dalam kompetisi internasional prestasinya cukup mengesankan karena sempat berlaga sampai perempat final Piala Champion Asia. Namun di tanah air Persib harus merelakan trofi Piala Liga Indonesia jatuh ke tangan saudara se-kota Tim Mastrans Bandung Raya yang akhirnya menjadi juara Liga Indonesia II.
Ternyata perjalanan Persib dalam mengarungi Liga Indonesia tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Meski perombakan di tubuh Persib kerap terjadi, belum juga menuai hasil maksimal, bahkan Persib sempat terancam terdepak dari kompetisi Liga Indonesia karena kerap di posisi papan bawah. Pada Liga Indonesia VII/2001 diarsiteki pelatih Indra Thohir dan Deny Syamsudin, Persib bisa lolos ke babak “8 Besar” di Medan, tetapi akhirnya gagal ke semifinal. Pergantian pelatih pun dilakukan termasuk dengan mendatangkan dari Polandia, Marek Andrejz Sledzianowski pada Liga Indonesia IX/2003. Namun, Marek Sledzianowski tidak seberuntung seniornya, Marek Janota. Sledzianowski diganti di tengah jalan karena Persib terseok-seok di papan bawah. Untuk menghindari jurang degradasi, pengurus Persib mendatangkan pelatih asing asal Cile, Juan Antonio Paez. Upaya ini berhasil dan Paez dipertahankan hingga Liga Indonesia X/2004.
Pada Liga Indonesia XI/2005, Indra Thohir kembali dipanggil. Namun, Persib harus puas di peringkat lima. Kompetisi berikutnya, Risnandar Soendoro dipercaya menjadi pelatih. Namun, dia hanya bertahan hingga dua pertandingan awal kandang setelah kalah dari PSIS dan Persiap di Stadion Siliwangi Bandung dan posisinya diganti Arcan Iurie Anatolievici. Pelatih asal Moldova itu kembali dipertahankan untuk menukangi Persib pada Liga Indonesia XIII 2007. Saat itu, Persib sudah diprediksi bakal meraih gelar juara karena pada paruh musim tampil sebagai pemuncak klasemen Wilayah Barat dan memenangkan duel dengan PSM sebagai pemuncak klasemen Wilayah Timur.
Akan tetapi, pada putaran kedua, Persib terpeleset dan prestasinya menurun sehingga menempati peringkat kelima dan gagal lolos ke babak “8 Besar”. Pada Kompetisi Liga Super Indonesia I/2008-2009 untuk kali pertama Persib diracik pelatih dari luar Bandung. Jaya Hartono (Medan), yang membawa Persik Kediri menggondol Piala LI IX/2003 dipanggil untuk meracik Persib. Sayangnya, Persib harus puas menempati peringkat tiga dalam kompetisi yang menggunakan format satu wilayah itu. Pada Liga Super Indonesia II/2009-2010, Persib yang masih ditangani Jaya Hartono kemudian diganti asistennya Robby Darwis pada putaran kedua kompetisi hanya menempati peringkat keempat klasemen akhir
Sumber: Lintas Sejarah Persib, Risnandar Soendoro

Minggu, 03 Februari 2013

Mengenal Manajemen Pakan Sistem Penggemukan Sapi


Mengenal Manajemen Pakan Sistem Penggemukan Sapi
Oleh : Riza Imam Nugraha, S.Pt
Beberapa faktor yang sangat mempengaruhi sistem penggemukan pada ternak sapi adalah teknik pemberian pakan/ ransum, luas lahan yang tersedia, umur dan kondisi sapi yang akan digemukkan, serta lama penggemukan. Usaha penggemukan sapi perlu akan upaya untuk meningkatkan bobot sapi sebelum dijual. Banyak dijumpai para peternak tradisional mencari sapi yang telah pubertas, tetapi tubuhnya masih kurus. Tubuh yang kurus tersebut bisa jadi karena pemberian pakan yang kurang tepat. Di luar negeri, penggemukan sapi dikenal dengan sistem pasture fattening, dry lot fattening, dan kombinasi keduanya, sedangkan di Indonesia dikenal dengan sistem kereman atau sistem paron (Timor). Cara penggemukan sapi secara modern dilakukan dengan menggunakan prinsip feedlot, yaitu pemberian pakan sapi terdiri dari hijauan dan konsentrat yang berkualitas di dalam kandang.
a. Sistem dry lot fattening
Sistem dry lot fattening yaitu penggemukan sapi dengan memperbanyak pemberian pakan
konsentrat. Jumlah pemberian hijauan hanya relatif sedikit sehingga efisiensi penggunaan pakan
lebih tinggi. Perbandingan hijauan dan konsentrat berkisar antara 40:60 sampai 20:80.
Perbandingan ini didasarkan pada bobot bahan kering (BK). Penggemukan sistem ini dilakukan di dalam kandang. Pakan hijauan dan konsentrat diberikan kepada sapi di dalam kandang. Jadi, pakan harus disediakan sesuai porsi waktu yang tepat. Pada sistem penggemukan ini sebaiknya hijauan selalu tersedia. Bila sapi masih terlihat lapar, hijauan diberikan lagi sehingga akan berimplikasi pada peningkatan laju pertambahan bobot tubuh. Program penggemukan dengan system ini ada yang dimulai dari anak sapi yang masih menyusu (pedetsusu). Atau, anakan sapi perah jantan yang sejak lahir telah diberikan ransum pakan
berkualitas tinggi ditempatkan pada kandang khusus.
b. Sistem pasture fattening
Sistem penggemukan pasture fattening, yaitu sapi yang digembalakan di padang
penggembalaan sepanjang hari. Dengan sistem ini, ada ternak yang tidak dikandangkan dan ada
juga yang dikandangkan setelah malam hari atau pada saat matahari bersinar terik. Padang penggembalaan yang baik adalah padang tersebut ditumbuhi hijauan berupa rumput dan leguminosa. Sementara padang penggemabalaan yang hanya ditumbuhi rumput saja berdampak kurang baik bagi laju pertumbuhan sapi. Bila memungkinkan, padang gembalaan yang hanya ditumbuhi rumput sebaiknya ditanami leguminosa agar kualitas pakan di padang menjadi lebih baik. Leguminosa mempunyai kemampuan untuk menangkap nitrogen sehingga tanah dibawahnyamenjadi lebih subur dan baik untuk pertumbuhan rumput. Selain itu, leguminosa juga memiliki kandungan protein yang tinggi. Hal yang harus diperhatikan pada sistem ini adalah cara penggembalaan dalam rangka memanfaatkan hijauan sebaik mungkin. Pengaturan pemanfaatan hijauan jangan hanya di satu tempat saja. Bisa jadi hijauan pada satu tempat sudah habis, sedangkan di tempat lain masih belum termanfaatkan. Dengan demikian, perlu dilakukan rotasi pemanfaatan untuk mengatur pertumbuhan hijauan yang ada. Selain itu ketersediaan sumber air juga harus tercukupi.
c. Sistem kombinasi dry lot dan pasture fattening
Sistem ini merupakan perpaduan dry lot fattening. Pada sistem ini, bila musim hujan berlimpah maka sapi digembalakan di padang gembalaan dan tidak harus dikandangkan. Sementara pada musim kemarau, sapi dikandangkan dan diberi pakan penuh. Pada siang hari digembalakan di padang penggembalaan, sedangkan pada malam hari sapi dikandangkan dan diberi konsentrat. Sistem penggemukan ini membutuhkan waktu yang lebih lama daripada sistem dry lot fattening, tetapi lebih singkat daripada sistem pasture fattening. Sapi yang awalnya dipelihara di padang penggembalaan, kemudian beberapa bulan sebelum dijual diberi pakan konsentrat penuh, hasilnya lebih baik dibandingkan sapi yang dari awal pemeliharaan diberipakan hijauan dan
konsentrat secara seimbang.
d. Sistem kereman
Sistem ini sebenarnya hampir sama dengan dry lot fattening, yaitu ternak sapi diberi pakan hijauan dan konsentrat serta sapi dikandangkan selama pemeliharaan. Bedanya, sistem kereman lebih banyak dilakukan oleh peternak tradisional dan pemberian pakannya masih tergantung dengan kondisi. Bila musim hujan, sapi diberi banyak pakan hijauan, tetapi bila musim kering sapi lebih banyak diberi pakan konsentrat. Cara penggemukan sapi potong sistem kereman dilakukan dengan teknologi pemeliharaan
sebagai berikut :
1. Sapi dipelihara dalam kandang terus menerus dan tidak digembalakan. Ternak sapi hanya
sewaktu-waktu dikeluarkan, yakni pada saat membersihkan kandang dan memandikan
ternak sapi.
2. Semua kebutuhan ternak, baik berupa kandang air minum disediakan oleh peternak secara
tak terbatas.
3. Cara penggemukan sistem ini mengutamakan pemberian pakan berupa campuran rumput,
leguminosa dan makanan penguat.
4. Sapi penggemukan tidak untuk dijadikan tenagakerja, hal ini bertujuan agar makanan yang
dikonsumsi sepenuhnya diubah menjadi daging dan lemak sehingga pertumbuhan bobot
badan meningkat secara cepat.
5. Pada awal masa penggemukan, ternak sapi terlebih dahulu diberikan obat cacing.
6. Untuk meningkatkan palatabilitas / nafsu makan perlu diberikan perangsang nafsu makan
dan vitamin.
7. Lama penggemukan berkisar 4 – 10 bulan. Hal ini tergantung dari kondisi awal dan bobot
sapi yang digemukkan.

DaftarPustaka :
Yulianto. P dkk.,PembesaranSapiPotongSecaraIntensif (Jakarta: PenebarSwadaya, 2010)
Syafrialdkk.,ManajemenPengelolaanSapiPotong (Jambi: BPTP Jambi, 2007)
Sapi kurus. Sapi ini perlu digemukkan sebelum dijual agar diperoleh bobot tubuh yang diinginkan
peternak Usaha sapi sistem penggemukan kereman

Sampah Potensi Pakan Ternak Yang Melimpah

               Sampah merupakan limbah yang mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain kesehatan, lingkungan, dan sosial ekonomi. Salah satu sampah atau limbah yang banyak terdapat di sekitar kota adalah limbah pasar. Limbah pasar merupakan bahan-bahan hasil sampingan dari kegiatan manusia yang berada di pasar dan banyak mengandung bahan organik.

                         Selama ini pengolahan sampah organik hanya menitikberatkan pada pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos, padahal sampah dapat dikelola menjadi bahan bakar/sumber energi dan pakan ternak yang baik. Hal ini akan lebih bernilai ekonomis dan lebih menguntungkan. Bila sampah organik langsung dikomposkan maka produk yang diperoleh hanya pupuk organik. Namun bila diolah menjadi pakan, sampah tersebut dapat menghasilkan daging pada ternak dan pupuk organik dari kotoran ternak. Dengan demikian nilai tambah yang diperoleh akan lebih tinggi sekaligus dapat memecahkan pencemaran lingkungan dan mengatasi kekurangan pakan ternak. Membuat pakan dari sampah antara lain dapat dimulai dari pemisahan sampah organik dan anorganik, dilanjutkan dengan pencacahan, fermentasi, pengeringan, penepungan, pencampuran dan pembuatan pellet (Bestari, dkk, 2011).



Menurut Hadiwiyoto (1983), sampah pasar yang banyak mengandung bahan organik adalah sampah sampah hasil pertanian seperti sayuran, buah-buahan dan daun-daunan serta dari hasil perikanan dan peternakan. Limbah sayuran adalah bagian dari sayuran atau sayuran yang sudah tidak dapat digunakan atau dibuang. Limbah buah-buahan terdiri dari limbah buah semangka, melon, pepaya, jeruk, nenas dan lain-lain sedangkan limbah sayuran terdiri dari limbah daun bawang, seledri, sawi hijau, sawi putih, kol, limbah kecambah kacang hijau, klobot jagung, daun kembang kol dan masih banyak lagi limbah-limbah sayuran lainnya. Namun yang lebih berpeluang digunakan sebagai bahan pengganti hijauan untuk pakan ternak adalah limbah sayuran karena selain ketersediaannya yang melimpah, limbah sayuran juga memiliki kadar air yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan limbah buah-buahan sehingga jika limbah sayuran dipergunakan sebagai bahan baku untuk pakan ternak maka bahan pakan tersebut akan relatif tahan lama atau tidak mudah busuk.


Pakan Wafer
Wafer adalah salah satu bentuk pakan ternak yang merupakan modifikasi bentuk cube, dalam proses pembuatannya mengalami proses pencampuran (homogenisasi), pemadatan dengan tekanan dan pemanasan dalam suhu tertentu. Bahan baku yang digunakan terdiri dari sumber serat yaitu hijauan dan konsentrat dengan komposisi yang disusun berdasarkan kebutuhan nutrisi ternak dan dalam proses pembuatannya mengalami pemadatan dengan tekanan 12 kg/cm2 dan pemanasan pada suhu 120°C selama 10 menit (Noviagama, 2002). Adapun keuntungan wafer menurut Trisyulianti (1998) adalah :
1. Kualitas nutrisi lengkap,
2. Bahan baku bukan hanya dari hijauan makanan ternak seperti rumput dan legum, tetapi juga dapat
memanfaatkan limbah pertanian, perkebunan, atau limbah pabrik pangan,
3. Tidak mudah rusak oleh faktor biologis karena mempuyai kadar air kurang dari 14%,
4. Ketersediaannya berkesinambungan karena sifatnya yang awet dapat bertahan cukup lama
sehingga dapat mengantisipasi ketersediaan pakan pada musim kemarau serta dapat dibuat pada
saat musim hujan ketika hasil hijauan makanan ternak dan produk pertanian melimpah.
5. Kemudahan dalam penanganan karena bentuknya padat kompak sehingga memudahkan dalam penyimpanan dan transportasi.

Prosedur Pembuatan Wafer Limbah Sayuran Pasar

a. Pengumpulan limbah sayuran pasar yang akan digunakan sebagai bahan baku wafer.
b. Limbah sayuran dipotong-potong menggunakan mesin forage chopper dengan ukuran 2-3 cm.
c. Limbah sayuran dikeringkan hingga kadar airnya mencapai 15-17%.
d. Limbah sayuran yang telah kering digiling kasar dengan mesin hammer mill,
e. Kemudian hasil gilingan limbah sayuran ditimbang sebanyak 400 g dan dicampur dengan tetes sebanyak 5% (20 g) dari bahan baku yang dipergunakan hingga bahan-bahan tersebut tercampur dengan rata (homogen).
f. Pencetakan wafer dengan menggunakan mesin wafer yang memiliki ukuran wafer sebesar 20 x 20 x 1,5 cm dan dilakukan pengempaan panas selama 10 menit dengan suhu 120ºC.
g. Pengondisian wafer dilakukan dengan cara membiarkan pada udara terbuka (suhu kamar) sampai kadar air dan beratnya konstan.


Daftar Pustaka:
Marpaung,C.A. 2011. Uji Sifat Fisik dan Evaluasi Kecernaan Biskuit Berbasis Rumput Lapang
dan Limbah Tanaman Jagung Pada Domba. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.
Soetanto, H. 2012. Kebutuhan Gizi Ternak Ruminansia menurut Stadia Fisiologisnya. Nutrisi
dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.
Syananta, F.P. 2009. Uji Fisik Wafer Limbah Sayuran Pasar dan Palatabilitasnya Pada Ternak
Domba. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.




Penulis : Dwi Lestari Ningrum, S.Pt (Pengawas Mutu Pakan Ahli Pertama - Direktorat Pakan Ternak)

Mengapa telur setengah matang tidak baik untuk dikonsumsi?

Mengapa telur setengah matang tidak baik untuk dikonsumsi?

Seringkali orang-orang beranggapan mengkonsumsi telur setengah matang itu menyehatkan karena mengandung protein tinggi atau dengan mencampur telur mentah  bersama  minuman jamu dapat menambah kesegaran pada tubuh. Benarkah demikian ? atau malah bisa menjadi bumerang bagi kita ?
Memang, telur memiliki kandungan gizi yang baik dan hampir sempurna, sebab merupakan persediaan pangan selama embrio mengalami perkembangan di dalam telur, tanpa makanan tambahan dari luar. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12% serta vitamin dan mineral. Protein telur yang dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh (nilai biologis) mencapai 96 %. Telur merupakan sumber protein terbaik karena mengandung semua unsur asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Asam amino ini sangat dibutuhkan oleh manusia, karena tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari makanan. Kandungan gizi sebutir telur ayam dengan berat 100 g terdiri dari protein 12,8 g, karbohidrat 0,7 g, lemak 11,5 g, vitamin dan mineral.
Di balik penampilan kulit yang tampak mulus, telur ternyata mudah rusak akibat bakteri, antara lain oleh bakteri salmonella sp. Genus Salmonella termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, adalah bakteri gram negatif berbentuk batang langsing (0.7– 1.5×2-5 μm), fakultatif anaerobik, oxidase negatif, dan katalase positif. Ini merupakan alasan utama, mengapa telur mentah atau setengah matang tidak baik untuk dikonsumsi, karena pada telur terdapat bakteri Salmonella sp.
Telur memiliki komposisi zat gizi yang baik sehingga merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri itu sendiri. Kerusakan telur oleh bakteri terjadi karena bakteri masuk ke dalam telur sejak telur berada di dalam maupun telur sudah berada di luar tubuh induknya. Kerusakan telur oleh bakteri sejak berada di dalam tubuh induknya terjadi misalnya induk menderita Salmonellosis sehingga telur mengandung bakteri Salmonella sp. Sedangkan masuknya bakteri ke dalam telur setelah telur berada di luar tubuh induknya misalnya berasal  dari kotoran yang menempel pada kulit telur. Kotoran tersebut diantaranya adalah tinja, tanah atau suatu bahan yang banyak mengandung bakteri perusak. Bakteri ini masuk ke dalam telur melalui kulit telur yang retak atau menembus kulit ketika lapisan tipis protein yang menutupi kulit telur telah rusak dan lubang-lubang kecil yang terdapat pada permukaan telur yang disebut pori-pori. Kerusakan pada telur umumnya disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui kulit yang retak atau menembus kulit ketika lapisan tipis protein yang menutupi kulit telur telah rusak.
Dampak dari keracunan bakteri ini adalah diare disertai pusing, demam atau sakit perut. Gejala keracunan salmonella pada manusia biasanya baru terdeteksi setelah 5 sampai 36 jam. Keracunan salmonella diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai juga dengan panas badan yang tinggi, perasaan mual, muntah, pusing-pusing dan dehidrasi. Hal ini lebih berbahaya lagi bagi anak-anak atau orang tua yang daya tahan tubuhnya lemah.
Untuk mencegah salmonella, sebaiknya jangan mengkonsumsi telur dalam keadaan mentah atau setengah matang. Proses pemasakan adalah cara yang tepat untuk mencegah salmonella. Pemanasan yang disarankan untuk membunuh Salmonella di dalam makanan umumnya adalah selama paling sedikit 12 menit pada suhu 66°C atau 78-83 menit pada suhu 60°C. Jangan ragu untuk memasak telur sampai matang, karena protein di dalam telur akan terdenaturasi. Denaturasi protein adalah perubahan struktur sekunder, tersier dan kuartener tanpa mengubah struktur primernya (tanpa memotong ikatan peptida). Terjadinya denaturasi protein ini akan meningkatkan daya cerna pada protein tersebut. Denaturasi ini berfungsi :
-Denaturasi panas pada inhibitor tripsin dalam legum dapat meningkatkan tingkat
ketercernaan dan ketersediaan biologis protein legum.
- Protein yang terdenaturasi sebagian lebih mudah dicerna, sifat pembentuk buih dan
emulsi lebih baik daripada protein asli.
- Denaturasi oleh panas merupakan prasyarat pembuatan gel protein yang dipicu panas.
Sumber http://www.disnak.jabarprov.go.id/index.php?mod=detailArtikel&idMenuKiri=&idArtikel=128&action=detail

Kamis, 31 Januari 2013

Cara membuat Smoke Bomb

 Dalam dunia sepakbola terutama dunia supporter, penggunaan Smoke Bomb atau Bom asap adalah sebuah ritual tersendiri dimana akan menambah ketegangan sebuah pertandingan.
Biasanya Bom asap disulut waktu terciptanya sebuah gol, akhir-akhir pertandingan atau diwaktu-waktu krusial.




Bomb Smoke dapat kita bikin sendiri, nah bagi Bobotoh yang menginginkan warna asapnya Birucaranya seperti ini :

Bahan :
-Potassium Nitrat / Kalium Nitrat (KNO3 / Sendawa Dapur), 60 gram.
-Glukosa (gula pasir) / Fruktosa juga bisa, 40 gram.
-Kaleng besi bekas susu kental manis/sarden.
-Sumbu pemicu (seperti yang terdapat pada petasan)
-Kapas
-Soda bubuk (Biasanya buat kue)
-Bubuk Pewarna (warna BIRU )

                                                                                                                 Alat : 
-Ballpoint
-Gunting.
-Korek api.
-Timbangan Elektrik.
-Sendok makan.
-Lilin/kompor
-Panci ukuran kecil.



Cara pengerjaan :

  1. .Campurkan Potassium Nitrat (60 gram) dengan Glukosa /gula pasir (40 gram) dalam wajan kecil.
  2. Masak dengan api kecil dan aduk terus (Jika tidak diaduk terus  dengan api menyala bisa terbakar) sampai campuran berwarna coklat karamel.

  1. Aduk terus hingga mengental.
  2. Tambahkan 1 sendok makan soda bubuk.
  3. Tambahkan bubuk pewarna warna BIRU 3 sendok besar, jika tidak berwarna tidak masalah.
  4. Aduk dengan kuat sampai mengental.
  5. Masukan campuran ke dalam kaleng sampai 4/5 kaleng terisi.
  6. Tusuk bagian tengah kaleng dengan ballpoint yang tebal.
  7. Tunggu satu jam, lalu cabut ballpoint.
  8. Masukan sumbu pemicu ke lubang di tengah, lalu sumbat dengan kapas.Ujung sumbu harus lebih tinggi dari kaleng.
  9. Lapisi seluruh bagian kaleng dengan selotip tebal. Jangan lupa buat lubang di tengah tutup kaleng bagian atas untuk sumbu.
  10. Selesai (tinggal  kita bakar di stadion)
  11. http://bluearea-persib.blogspot.com

Pyro Is not crime , but pyro is art


Kembang api adalah salah satu bagian yang paling penting dari budaya ultras dan cara terbaik untuk menghangatkan suasana di stadion. Sayangnya pemerintah, polisi dan federasi sepak bola tidak memiliki pemahaman dan toleransi untuk itu dan ultras sering mendapat dihukum dengan larangan, denda dan kadang-kadang bahkan penjara hanya karena mereka menyalakan flare beberapa di pertandingan. Mereka bisa menghukum kita berapa banyak yang mereka inginkan, melakukan apa yang pernah untuk mencoba untuk menghentikan kami, tapi kami tidak akan pernah menyerah pada menggunakan pyro!







Casual Culture ( 2 )


Kasual Scene - 281 The 80 s

Diambil dari www.casualculture.cjb.net
CULTURE

Tahun 1980-an melihat kelahiran Soccer Kasual, keluar pergi mode skinhead sebelumnya dan datang Pringle jumper, kabel Lois, Farahs dan syal Burberry. Label adalah hal, dan lebih mahal dan eksklusif yang lebih baik. Artikel berikut adalah sejarah breif dari apa yang mengalahkan Inggris footie pemuda mengenakan pada hari-hari awal Kasual (terutama 80-an), harus mengakui aku tidak cukup tua untuk mengingat beberapa dari mereka mode di 80-an dan dalam beberapa kasus terima kasih Tuhan, sebab ada beberapa dewa awfull pakaian serta beberapa hal yang cerdas.
Untuk pertama kalinya sejak Mod 60-an, kelas pekerja pemuda senang untuk tampil trendi dan rapi, dan ini pemuda akan menggunakan teras di klub loacl mereka sebagai catwalk mereka. Selama awal '80-an pilihan busana pria di sebagian besar kota itu terbatas pada beberapa department store besar tidak seperti hari-hari ketika Anda dapat membeli sepasang Levis dari Tescos lokal Anda. Itulah sebabnya melacak mereka kemeja tenis jelas menjadi penting untuk Kasual (Fila, Lacoste, Tacchini dll). Banyak pakaian dan ide-ide datang dari luar negeri. Klub Inggris memerintah bertengger di Eropa selama era ini. Akibatnya Scousers dari Liverpool menghabiskan banyak waktu di Perancis dan Italia merampok orang-orang banyak dicari Tacchini / Fila / Ellesse / Lacoste tops.

Seperti berita menyebar selentingan dari fenomena kasual di seluruh negeri, sebuah 'seragam' macam mulai muncul. Hal ini dapat dikatakan terdiri dari label tertentu seperti Slazenger, Lacoste, Ellesse, Burberry, Lois, Kappa, Levis dll anorak, tali dan celana jeans dikelantang menjadi pemandangan yang biasa pada layanan kereta api Kota Inter di akhir pekan. Diperdebatkan lebih penting adalah pelatih. Bakat olahraga alas kaki yang benar menjadi sebuah seni dalam dirinya sendiri.
Adidas pada umumnya dianggap sebagai anjing tertinggi selama era untuk pelatih, meskipun membuat seperti Diadora memiliki beberapa pelatih top juga. Pelatih Atas waktu Termasuk Adidas Samba Dan Diadora Borg Elite.
A.C.A.B

Meskipun sesekali mengenakan sepatu moccassin, hiking sepatu dll pelatih selalu tampak berada dalam mode, terutama di 80-an.
Seperti disebutkan di atas Pringle jumper adalah salah satu memakai awal Santai bersama dengan kagoul dikenakan di atas. Sekali lagi Adidas adalah salah satu merek populer kagoule namun Nike dan Kappa adalah merek besar lainnya (terutama Kappa biru satu) dan mungkin lebih obscurly beberapa pemuda mengenakan Patrick kagouls. Ketika musim dingin datang kagoule digantikan dengan Jaket Ski dan Pringles dan Lyle & Scotts digantikan dengan Jumpers Ski oleh Fila dan Tachini. Pada saat yang sama Lois Tali, celana jins, dan Farah dikelantang (kadang-kadang dengan celah di bagian bawah untuk duduk baik di atas puncak dari pelatih Anda) yang dipakai.
Kemudian setelah Kasual menjadi untuk populer beberapa pemuda berpakaian turun dan mulai memakai semi-flare (pra-kencan tampilan Baggy dari akhir '80-an). Kemudian label baru mencari (Chipie, Stone Island, Henri Lloyd), beberapa fans di Leeds dibutuhkan untuk memakai topi pemburu rusa untuk pertandingan ...
Perubahan kecepatan apa yang 'dalam' dan apa yang 'keluar' berubah setiap minggu tidak seperti hari-hari ketika label yang sama tampak di selama bertahun-tahun. Pada akhir tahun delapan puluhan era Santai berada di kematian.
Hari ini banyak Casuals mantan dan nouveau-Casuals, telah kembali ke kepintaran. Penekanannya adalah sekarang tidak begitu banyak pada olahraga sekarang, dengan orang-orang menepuk-nepuk untuk Paul Smith, John Smedley, dan Prada. Tetapi ada beberapa label yang telah teruji oleh waktu dan telah ada hampir dari awal sampai hari ini - Lacoste dan Burberry.

Item lain kasual klasik adalah jaket golf - Burberry menjadi yang utama tetapi oleh 80-an itu digantikan oleh Ralph Lauren yang terjebak sekitar selama beberapa tahun sampai setiap Tom, Dick dan Harry punya satu, yang lain jaket golf klasik adalah tartan yang yang Lacoste tapi mereka tidak pernah mudah untuk melacak.
Sepatu pelatihan di mana-mana masih memegang daya tarik yang paling Namun, sebuah fakta yang diakui oleh Adidas yang terus melepaskan old-skool klasik yang tersentak oleh pemuda, lama dan baru sama.
Kuncinya tampaknya hari ini tampaknya akan tetap rapi dan bersih, selalu selangkah di depan dan terus menyimpan menyebabkannya tidak pernah mendapat apapun lebih murah.

ULTRAS DAN HOOLIGAN

Ultras dan Hooligans HOOLIGAN memiliki arti yaitu fans bola yang brutal ketika tim bolanya kalah bertanding. HOOLIGAN merupakan stereotip sepakbola dari INGGRIS..tapi kemudian menjadi fenomena global...sebagian besar dari HOOLIGAN adalah para backpacker yang telah berpengalaman dalam bepergian...mereka sering menonton pertandinganyang beresiko besar..banyak dari mereka sering keluar-masuk penjara karena sering terlibat bentrok fisik...untuk mengantisipasi adanya kerusuhan,,gaya berpakaian mereka pun sudah dipersiapkan untuk berkelahi..mereka jarang menggunakan pakaian yang sama dengan tim mereka...dan memilih pakaian asal-asalan agar tak dideteksi oleh polisi...meski demikian,,mereka tidak menggunakan senjata...para HOOLIGAN biasanya tidak duduk dalam satu tempat bersama-sama dalam stadion,,tapi mereka berpencar-pencar...

ULTRAS diambil dari bahasa latin yang berarti "diluar kebiasaan"...kalangan ULTRAS tidak pernah berhenti menyayikan yel-yel tim favoritnya selama pertandingan berlangsung...mereka bahkan rela berdiri sepanjang pertandingan dan menyalakan gas warna-warni (flare) untuk mencari perhatian...gerakan-gerakan seperti mexican move (ombak) yang kadang mereka lakukan adalah hasil instruksi dari ultras yang sangat kreatif kepada penonton yang lain..karakter ULTRAS sangat tempramental,,tidak jauh beda dengan HOOLIGAN,jika timnya kalah bertanding dan diremehkan....namun,,berbeda dengan HOOLIGAN,,tujuan mereka adalah mendukung tim,,bukan untuk unjuk kekuatan lewat fisik...anggota ultras adalah mereka yang loyal dan setia tim favoritnya cukup lama....


Perbedaan Prinsip-prinsip Ultras dan Hooliganisme
Secara prinsip, kelompok ultras sangat berbeda dengan kelompok hooligans :

1. Kelompok ultras terikat dalam suatu organisasi yang jelas, kelompok hooligans tidak memiliki suatu organisasi yang jelas.
2. Kelompok ultras bertujuan mendukung klub pujaannya, kelompok hooligan bertujuan menyerang pendukung lawannya.
3. Kelompok ultras bangga dan mengenakan atribut klub dan kelompoknya ke manapun mereka bepergian, kelompok hooligans tidak akan mengenakan atribut apapun kecuali di dalam stadion saat pertandingan.
4. Kelompok ultras cenderung berkelompok sehingga memudahkan polisi mengidentifikasi dan memberikan perlindungan kepada mereka, kelompok hooligan justru sebaliknya, mereka cenderung berpencar untuk mengelabui polisi.

Diego Maradona pernah menggambarkan kelompok ultras sebagai, "We don't fight, but we paint the flag," yang artinya: kami tidak bertempur, tapi kami mengibarkan bendera identitas kami.

Prinsip-prinsip yang dianut oleh kelompok ultras dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Tidak pernah berhenti bernyanyi dan meneriakkan yell atau chants dukungan sepanjang pertandingan, apapun hasil pertandingan itu.
2. Tidak pernah duduk sepanjang pertandingan.
3. Menyaksikan sebanyak mungkin pertandingan, baik di home maupun away.
4. Loyalitas penuh pada para pemain dan kesebelasannya, bagaimanapun keadaan dan prestasi klub.
5. Loyalitas penuh pada bagian stadion tempat mereka berkiprah (Curva) dan kelompok ultras bersaudara (gamellaggio) di klub lain.




 SUMBER: >> http://farisitem.blogspot.com/2012/05/identitas-seorang-ultras.html#ixzz2JXrPasU0

http://ncfsleman.blogspot.com/2012/03/sama-tapi-beda-sebuah-catatan-ultras.html

Rabu, 30 Januari 2013

Budidaya Cacing Tanah


BUDIDAYA CACING TANAH
( Lumbricus sp.)

1. SEJARAH SINGKAT
Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae Cacing tanah bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
2. SENTRA PERIKANAN
Sentra peternakan cacing terbesar terdapat di Jawa Barat khususnya Bandung-Sumedang dan sekitarnya.
3. JENIS
Jenis-jenis yang paling banyak dikembangkan oleh manusia berasal dari famili Megascolicidae dan Lumbricidae dengan genus Lumbricus, Eiseinia, Pheretima, Perionyx, Diplocardi dan Lidrillus. Beberapa jenis cacing tanah yang kini banyak diternakan antara lain: Pheretima, Periony dan Lumbricus. Ketiga jenis cacing tanah ini menyukai bahan organik yang berasal dari pupuk kandang dan sisa-sisa tumbuhan. Cacing tanah jenis Lumbricus mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimiliki sekitar 90-195 dan klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing dengan jenis yang lain sehingga tubuhnya lebih kecil. Tetapi bila diternakkan besar tubuhnya bisa menyamai atau melebihi jenis lain. Cacing tanah jenis Pheretima segmennya mencapai 95-150 segmen. Klitelumnya terletak pada segmen 14-16. Tubuhnya berbentuk gilik panjang dan silindris berwarna merah keunguan. Cacing tanah yang termasuk jenis Pheretima antara lain cacing merah, cacing koot dan cacing kalung. Cacing tanah jenis Perionyx berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecokelatan dengan jumlah segmen 75-165 dan klitelumnya terletak pada segmen 13 dan 17. Cacing ini biasanya agak manja sehingga dalam pemeliharaannya diperlukan perhatian yang lebih serius. Cacing jenis Lumbricus Rubellus memiliki keunggulan lebih dibanding kedua jenis yang lain di atas, karena produktivitasnya tinggi (penambahan berat badan, produksi telur/anakan dan produksi bekas cacing “kascing”) serta tidak banyak bergerak
4. MANFAAT
Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
  1. Bahan Pakan Ternak
    Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
  2. Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
    Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
  3. Bahan Baku Kosmetik
    Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
  4. Makanan Manusia
    Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.
5. PERSYARATAN LOKASI
  1. Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.
  2. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
  3. Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6-7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
  4. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %.
  5. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal.
  6. Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
  1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
    Pembuatan kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat seperti bambu, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Salah satu contoh kandang permanen untuk peternakan skala besar adalah yang berukuran 1,5 x 18 m dengan tinggi 0,45 m. Didalamnya dibuat rak-rak bertingkat sebagai tempat wadah-wadah pemeliharaan. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan terbuka). Model-model sistem budidaya, antara lain rak berbaki, kotak bertumpuk, pancing bertingkat atau pancing berjajar..
  2. Pembibitan
    Persiapan yang diperlukan dalam pembudidayaan cacing tanah adalah meramu media tumbuh, menyediakan bibit unggul, mempersiapkan kandang cacing dan kandang pelindung.
    1. Pemilihan Bibit Calon Induk
      Sebaiknya dalam beternak cacing tanah secara komersial digunakan bibit yang sudah ada karena diperlukan dalam jumlah yang besar. Namun bila akan dimulai dari skala kecil dapat pula dipakai bibit cacing tanah dari alam, yaitu dari tumpukan sampah yang membusuk atau dari tempat pembuangan kotoran hewan.
    2. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
      Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:
      1. pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai tempat yang digunakan. Cacing tanah dapat dipilih yang muda atau dewasa. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa. 
      2. pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
      3. pemeliharaan kombinasi cara a dan b.
      4. pemeliharaan khusus kokon sampai anak, setelah dewasa di pindah ke bak lain.
      5. Pemeliharaan khusus cacing dewasa sebagai bibit.
    3. Sistem Pemuliabiakan
      Apabila media pemeliharaan telah siap dan bibit cacing tanah sudah ada, maka penanaman dapat segera dilaksanakan dalam wadah pemeliharaan. Bibit cacing tanah yang ada tidaklah sekaligus dimasukan ke dalam media, tetapi harus dicoba sedikit demi sedikit. Beberapa bibit cacing tanah diletakan di atas media, kemudian diamati apakah bibit cacing itu masuk ke dalam media atau tidak. Jika terlihat masuk, baru bibit cacing yang lain dimasukkan. Setiap 3 jam sekali diamati, mungkin ada yang berkeliaran di atas media atau ada yang meninggalkan media (wadah). Apabila dalam waktu 12 jam tidak ada yang meninggalkan wadah berarti cacing tanah itu betah dan media sudah cocok. Sebaliknya bila media tidak cocok, cacing akan berkeliaran di permukaan media. Untuk mengatasinya, media harus segera diganti dengan yang baru. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara disiram dengan air, kemudian diperas hingga air perasannya terlihat berwarna bening (tidak berwarna hitam atau cokelat tua). 
    4. Reproduksi, Perkawinan
      Cacing tanah termasuk hewan hermaprodit, yaitu memiliki alat kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh. Namun demikian, untuk pembuahan, tidak dapat dilakukannya sendiri. Dari perkawinan sepasang cacing tanah, masing-masing akan dihasilkan satu kokon yang berisi telur-telur. Kokon berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1/3 besar kepala korek api. Kokon ini diletakkan di tempat yang lembab. Dalam waktu 14-21 hari kokon akan menetas. Setiap kokon akan menghasilkan 2-20 ekor, rata-rata 4 ekor. Diperkirakan 100 ekor cacing dapat menghasilkan 100.000 cacing dalam waktu 1 tahun. Cacing tanah mulai dewasa setelah berumur 2-3 bulan yang ditandai dengan adanya gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan. Selama 7-10 hari setelah perkawinan cacing dewasa akan dihasilkan 1 kokon. 
  3. Pemeliharaan
    1. Pemberian Pakan
      Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan pada cacing tanah, antara lain :
      • pakan yang diberikan harus dijadikan bubuk atau bubur dengan cara diblender.
      • bubur pakan ditaburkan rata di atas media, tetapi tidak menutupi seluruh permukaan media, sekitar 2-3 dari peti wadah tidak ditaburi pakan.
      • pakan ditutup dengan plastik, karung , atau bahan lain yang tidak tembus cahaya.
      • pemberian pakan berikutnya, apabila masih tersisa pakan terdahulu, harus diaduk dan jumlah pakan yang diberikan dikurangi.
      • bubur pakan yang akan diberikan pada cacing tanah mempunyai perbandingan air 1:1.
    2. Penggantian Media
      Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.
    3. Proses Kelahiran
      Bahan untuk media pembuatan sarang adalah: kotoran hewan, dedaunan/Buah-buahan, batang pisang, limbah rumah tangga, limbah pasar, kertas koran/kardus/kayu lapuk/bubur kayu. Bahan yang tersedia terlebih dahulu dipotong sepanjang 2,5 Cm. Berbagai bahan, kecuali kotoran ternak, diaduk dan ditambah air kemudian diaduk kembali. Bahan campuran dan kotaran ternak dijadikan satu dengan persentase perbandingan 70:30 ditambah air secukupnya supaya tetap basah.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.
8. PANEN
Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.
9. PASCAPANEN : …
  1. Gambaran Peluang Agribisnis
    Cacing tanah merupakan komoditi ekspor yang belakangan ini mendapat respon yang besar dari para petani ataupun pengusaha. Hal ini disebabkan karena besarnya permintaan pasar internasional dan masih kurangnya produksi cacing tanah. Budidaya cacing tanah dapat memberikan hasil yang besar dengan penanganan yang baik.
  2. Untuk memulai pembiakkan cacing, terlebih dahulu harus diperhatikan hal-hal berikut ini :
    1.Penyiapan Sarana dan Peralatan
    Hal pertama yang harus dilakukan dalam ternak cacing adalah pembuatan kandang dari bahan bamboo, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Kandang cacing ukuran 150 x 40 x 50 cm yang didalamnya dibuat rak-rak bertingkat, berupa rak kayu atau rak plastic sebagai media ternak cacing. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan terbuka), Model rak yang digunakan antara lain : rak dari bak plastic, kotak bertumpuk, rak pancing bertingkat atau rak pancing berjajar (rak pancing adalah rak yang berbahan terpal yang disusun bertingkat atau berjajar). Cacing tanah bisa hidup pada suhu udara 19 derajat celcius dan bisa diternakan di semua daerah dengan kelembaban dengan optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah antara 15-30%.
    2. Penyiapan Media
    Media yang paling baik tentu media yang banyak mengandung bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Media yang paling banyak digunakan dan yaitu kotoran sapi. Media kotoran sapi juga tidak sulit kita temukan, bahkan cenderung melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal dipeternakan-peternakan. Bila media masih segar, akan lebih baik bila diendapkan terlebih dahulu selama kurang lebih 10-14 hari. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
    Bila media yang digunakan sudah agak kering, sebaiknya disemprotkan sedikit air pada permukaannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembaban media. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal. Agar pertumbuhan dan pembiakkan cacing dapat optimal, lokasi pemeliharaan cacing tanah juga harus diperhatikan secara benar. Lokasi yang baik diusahakan tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas. Perhatikan dengan seksama agar lokasi tersebut mendapat penanganan dan pengawasan yang mudah.
    3. Pemilihan Bibit Calon Induk
    Untuk pembudidayaan yang bertujuan untuk diternakan secara komersial akan lebih baik bila digunakan indukan yang diambil secara khusus dari peternakan cacing yang sudah ada. Dengan demikian kebutuhan indukan dalam jumlah yang cukup besar akan dapat tepenuhi dengan cepat. Namun bila ingin memulai dari skala kecil, hal itu tidak mutlak harus dilakukan. Indukan dapat diusahakan dengan mencari langsung dari alam. Hal ini akan sangat ekonomis namun tentu diperlukan kejelian untuk menemukan indukan yang baik. Pilih indukan cacing untuk bibit berumur ±2-3 bulan dengan ciri indukan yang sehat antara lain cacing dewasa yang sudah memiliki gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan, tidak bau dan kelihatan segar.
    4. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
    Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:
    a. pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai dengan kapasitas tempat yang digunakan. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih 1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
    b.pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian cacing tanah dipindahkan ke bak lain.
    5. Sistem Pemuliabiakan
    Bila media pemeliharaan dan indukan cacing sudah disiapkan, penanaman indukan cacing kedalam media dapat dilakukan. Penanaman indukan tidak boleh langsung sekaligus semua indukan dimasukkan. Penanaman dilakukan dengan mencoba sedikit demi sedikit memindahkan cacing tersebut ke media penanaman. Amati dulu sebelum memasukkan sebagian lainnya. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi. Artinya bila cacing tidak menyukai media baru tersebut, maka cacing itu akan tetap berjalan-jalan pada permukaan media. Namun bila cacing itu merasa cocok terhadap media yang baru, maka dia akan langsung masuk kedalam. Bila sudah terlihat seperti itu, sisa cacing yang ada boleh dimasukkan. Sebaiknya dilakukan kontrol setiap 3 jam sekali.
DAFTAR PUSTAKA
  1. Asep, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum' at, 2 Juli 1999).
  2. Budiarti, Asiani, Palungkun, Roni, Cacing Tanah (Jakarta : Penebar Swadaya, 1992).
  3. Endang, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
  4. Hamzah, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
  5. Hud, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
  6. Rudi, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah ( Bandung : Jum' at, 2 Juli 1999).
  7. Sayuti, Fahri, Pedoman Praktis Budidaya Cacing Tanah (Bandung : Pusat Latihan Dan Pengembangan, 1999).
  8. Syaeful, Wawancara dengan Peternak Cacing Tanah (Bogor : Jum' at, 8 Juli 1999).
  9. Waluyo,Neno, Wawancara dengan Mahasiswa Peternak Cacing Tanah (Bogor : Kamis, 24 Juni l999).
  10. http://juragancacing.wordpress.com/2012/02/27/tips-budidaya-cacing-tanah/
  11. http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=4&doc=4a6