Minggu, 09 Juni 2013

KUDA

Kuda di dunia terbagi dalam dua jenis yaitu jenis kuda dan poni, perbedaan antara keduanya terletak pada tinggi badan. Kuda mempunyai tinggi badan di atas 125 cm sedangkan poni di bawah itu. “Untuk di Indonesia yang namanya kuda termasuk katagori poni karena ukuran badannya yang kecil-kecil,” tutur pria yang biasa dipanggil Nanta ini.
Selanjutnya ia menjelaskan, dari dua jenis tersebut terbagi lagi berdasarkan fisiologisnya. Pertama cold blood yaitu kuda berdarah dingin atau lebih sering dijumpai sebagai kuda beban. Kuda ini cirinya berbadan besar, jalan lambat, punya tenaga kuat, dan cocok sebagai kuda pekerja.
Kedua hot blood yaitu kuda berdarah panas dengan ciri-ciri kaki ramping, tinggi, dan lari cepat. Contohnya seperti kuda thoroughbred (TB) dan kuda arab. Ketiga adalah percampuran antara cold blood dan hot blood disebut warm blood atau berdarah hangat. “Untuk equestrian yang cocok adalah jenis warm blood,” imbuhnya.
Ia menambahkan, dalam perkembangannya darah kuda lokal Indonesia dikawinkan dengan poni. Misalkan jika pejantan TB dikawinkan dengan betina kuda sumba menghasilkan keturunannya yang disebut generasi satu (G1). Lalu betina generasi satu dikawinkan dengan jantan TB maka lahirlah generasi dua (G2).
Begitu selanjutnya, asalkan jantannya TB. Sedangkan kalau betinanya TB dan jantannya generasi satu disebut Kuda Pacu (KP). “Sudah ada sertifikasi Kuda Pacu Indonesia (KPI) yang merupakan hasil perkawinan G3 dengan G3,” ucapnya.
Selain dari sisi nilai jual, perkembangan perkudaan bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggeluti bidang ini. Perawat kuda yang orang Indonesia terkenal mempunyai ketangkasan dan kesabaran dalam memelihara. “Tidak heran jika salah satu juara tukang pasang tapal kuda di Asia Tenggara berasal dari Indonesia. Dia mendapat gaji yang cukup tinggi dan diperhatikan kesejahteraannya,” sebutnya.

Olahraga Berkuda
Popularitas equestrian di Indonesia cukup menentukan perkembangan usaha peternakan kuda. Menurut Nanta, equestrian di Indonesia sudah menuju tingkat profesional. Diakuinya, olahraga berkuda memang belum populer. “Belum banyak peran pemerintah untuk olah raga ini,” kata Nanta.
Equestrian merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada tingkat internasional, seperti SEA Games, ASEAN Games, dan Olimpiade. Setiap tahun lomba equestrian juga diadakan di Indonesia. Pesertanya bisa dari anggota EFI maupun dari umum. Saat ini anggota EFI terdiri dari 30 – 40 stable (tempat pemeliharaan kuda). Tidak ada batasan umur kuda dalam perlombaan ini. Biasanya umur puncak kuda antara 11 – 15 tahun dari umur maksimal kuda rata-rata 30 tahun.
http://iskdarwis.blogspot.com/2012/03/informasi-kuda.html

Rabu, 05 Juni 2013

KDA INDONESIA

Dikutip dari http://improvekertas.blogspot.com
Usaha beternak Kuda sudah sejak lama dikenal bangsa kita. Sebagian masyarakat kita di Nusa Tenggara dan Sulawesi beternak kuda di daerah yang luas, dimana kuda berkembang biak secara alamiah, hidup dan mendapat makanan dari apa yang ada di daerah sekitarnya. Kondisi dan faktor yang menguntungkan usaha peternakan kuda ialah tanah Indonesia mengandung kapur, musim hujan panjang dan padang rumputnya luas sehingga bisa memenuhi kebutuhan makanan kuda. 

Kuda yang berada di alam bebas di daerah Nusa Tenggara umumnya tidak akan kekurangan pakan karena alam sekitarnya membantu membesarkan dan menghidupinya. Setiap peternak atau pemilik kuda hendaknya berprinsip bahwa kuda yang hidup dalam perawatannya memerlukan lebih banyak perhatian daripada kuda yang hidup di alam bebas. Di alam bebas kuda dapat mencari sendiri makananya sedangkan kuda yang dirawat manusia kehidupanya bergantung pada apa yang diberikan manusia kepadanya. 

Salah satu faktor yang sangat menunjang keberhasilan peternakan kuda adalah pakan. Pakan akan menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan kuda, disamping tentunya faktor perawatan dan kesehatan yang tidak boleh disepelekan. Semua ketentuan ini berlaku bagi segala jenis kuda baik kuda asli maupun impor.

Bagi seorang peternak kuda, tidak ada hal yang lebih membanggakan, kecuali menghasilkan seekor kuda dengan bangun tubuh indah, serta tulang-tulang kuat dan sehat. Apalagi bila kuda itu berhasil menjuarai pacuan atau olahraga berkuda lainnya. Kepuasan atau kebanggan itu akan lebih dirasakan oleh si peternak yang sudah mulai mengenal kudanya sejak masih dalam kandungan induknya hingga saat dilahirkan serta kemudian disusul dengan proses membesarkannya sampai cukup umur untuk ditampilkan ke gelanggang pertandingan.

PAKAN KUDA

Di negara lain makanan kuda terdiri dari jagung, oat (bijian gandum) ,ban (dedek gandum), lucern chaff (rumput lucern yyang dipotong halus) atau lucern hay (rumput lucern yang di bal) atau oaten chaff (batang gandum yang di potong halus) jagung dan oat sebagai konsentrat, lucern chaff mengandung protein tinggi , bran dan oaten hay sebagai serat kasar. 

Di Indonesia kita kenal beberapa macam makanan kuda seperti: gabah, jagung, dedek halus dan kasar, kacang hijau atau kedele, dan lain-lain.

Makanan pokok bagi kuda adalah rumput. Ada bermacam-macam jenis rumput yang dapat diberikan kepada kuda, diantaranya panicum muticu, brachiaria mutica dengan ketinggian 1,20 meter dan bermacam-macam jenis rumput yang tumbuh dimana-mana dengan ketinggian 40 cm yang biasa diarit untuk makanan kuda. Dengan makanan rumput saja kuda sudah dapat hidup tetapi untuk mencapai prestasi maka kuda diberi makanan tambahan berupa konsentrat. Konsentrat terdiri dari jagung, gabah dan kacang-kacangan (kacang hijau atau kedelai). Selain rumput dan konsentrat juga diberi multivitamin dan mineral.

Makanan kuda diberikan sesuai usia, keadaan dan kegunaannya. Usia kuda dapat dibagi dalam beberapa tahap, usia 1-6 bulan, 6-12 bulan, 12-24 bulan, 24 bulan keatas. Untuk kuda berumur 1-6 bulan tidak disediakan makanan khusus, karena masih ikut dengan induknya yaitu menetek atau ikut makan makanan induknya. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan ialah makanan induknya. Induk kuda yang menyusui makan untuk 2 ekor (dia sendiri dan anaknya). Jika induk itu sudah bunting lagi maka dia makan untuk 3 ekor. Dalam hal ini maka pemberian makanan harus tiga kali lipat,khususnya pemberian multivitamin dan mineral. Kekurangan multivitamin dan mineral mengakibatkan pertumbuhan anaknya di luar dan di dalam kandungan kurang sempurna di samping induknya juga akan menjadi lemah. Pemberian kacang-kacangan dan bungkil membantu pembentukan air susu dalam jumlah cukup. Pengaturan makanan di berikan pagi, siang dan sore.

Umur 6 bulan anak kuda sudah dipisahkan dari induknya. Karena dia sudah terbiasa makan dengan induknya. Maka tidak banyak terjadi perubahan pada dirinya. Untuk beberapa hari dia akan kehilangan induknya, kemudian dia akan terbiasa karena akan berkumpul dengan anak kuda lainnya yang sebaya. Pengaturan makanan diberikan pagi dan sore, karena dia akan diumbar sepanjang hari dari pagi sampai sore. Keadan ini berlangsung sampai anak kuda berumur 24 bulan (2 tahun). Pada umur 24 bulan (2 tahun) ke atas anak kuda sudah di anggap dewasa, mulai dia dengan kehidupan baru sesuai keturunannya, jika dia kuda pacu maka dia mulai dilatih secara bertahap dan pemberian makanan pun disesuaikan.

Pemberian pakan kepada kuda pacu lebih banyak dipusatkan kepada konsentrat, multivitamin dan mineral. Pemberian rumput dibatasi. Pemberian konsentrat sesuai dengan kebutuhannya akan kalori energi sebagai kuda pacu.

Kuda untuk olahraga dianggap dewasa pada umur 3 tahun. Pada umur 3 tahun baru mulai dilatih. Kuda olahraga tidak boleh terlalu dini di latih karena punggungnya belum kuat dan mudah cedera. Pemberian pakan disesuaikan dengan latihannya. Jika latihannya meningkat maka konsentrat di tambah. Lain halnya dengan kuda pacu, maka kuda olahraga lebih banyak memerlukan konsentrat dan serat kasar. Karena selain dia memerlukan energi juga daya tahan yang kuat.

Pemberian makanan kepada pejantan selain konsentrat, multivitamin dan mineral ditambah dengan pemberian kacang-kacangan lebih banyak untuk kesuburannya. Pejantan dalam keadaan kerja pada musim kawin selama 6 bulan selain diberikan makanan tersebut diatas dalam jumlah yang cukup, setiap kali sesudah kawin di berikan tambahan telor ayam segar (5-10 butir) dan madu secangkir. Disamping itu juga pemberian vitamin E dan Testoteron. Masa peralihan dari musim kawin ke masa istirahat harus dilaksanakan secara bertahap, baik dalam jumlah perkawinannya maupun jumlah makanannya. Pemberian makan kepada pejantan masa istirahat dikurangi jumlah konsentrat dan tidak perlu pemberian telur, madu dan suntikan vitamin E dan testoteron. Perawatan dan pemberian makan kepada pejantan penting karena daripadanya kita harapkan dapat memberikan keturunan yang baik.

Pemberian makan kepada kuda yang sedang istirahat cukup diberi konsentrat, rumput dan diumbar sepanjang hari. Kuda-kuda tersebut tidak diberi multivitamin dan mineral. Yang dinamakan kuda istirahat ialah kuda betina yang tidak bunting, pejantan sesudah masa kawin, kuda pacu dan olahraga yang tidak dilatih atau karena cedera atau sedang memperbaiki kondisi dan lain-lain.

Susunan makan untuk kuda sesuai kondisi dapat dilihat di bagian belakang(lampiran). Susunan makan ini terdiri dari jenis makanan dalam bentuk asli atau jagung, dedek, gabah yang masing-masing di berikan dengan jumlah tertentu. Sekarang sudah beredar pakan kuda dalam bentuk pellet (butiran) yang terdiri dari jagung, gabah, dedek, multivitamin dan mineral, dan lain-lain. Pemberian makan diberikan dalam bentuk pellet disuaikan dengan kebutuhannya